denting nada kehidupan seorang Pemimpi...

buat gw, kehidupan adalah misteri yang mempesona. yang menyimpan rahasia dari sang waktu, sampai akhirnya semua terhenti...

Jumat, 24 April 2009

bingung mau kasi judul apa (^_^)

Kamu tau? aku ga pernah mau deket sama seorang cowo sebelum aku kenal dia sebaik aku kenal diriku. Tapi, mengenalnya aja bukan jaminan buat aku bisa deket sama dia. Deket sebagai sahabat mungkin bisa. Tapi kalau lebih dari itu, aku ga pernah punya keberanian.

Kamu tau kenapa? Aku sedikit takut jatuh cinta. Sebenernya bukan takut jatuh cinta, aku lebih takut sakit hati. Kedengerannya pengecut ya? Katakan saja seperti itu. Aku memang terlalu takut menantang sisi gelap dari cinta, yang katanya sesuatu yang punya wujud indah. Ah, aku ga pernah peduli sama segala hal yang orang bilang ‘cinta’, atau aku lebih senang menyebutnya ‘virus merah jambu’.

Di suatu pagi, seseorang menatapku dari kejauhan dengan senyum manisnya. Di mataku, sosok itu hanya seorang cowo biasa yang ga punya pesona apa-apa. Ia terlalu biasa di mataku. Ga mampu memberi pengaruh apapun buat hatiku. Sembari terus menatapku, ia datang menghampiriku yang masih berdiri di samping motor yang terparkir tak jauh dariku. Aku membalas senyumnya dengan senyum termanis yang kumiliki saat itu. Ia menyapaku, aga canggung juga. Aku tak tahu kenapa. Kami pun berjalan beriringan di tengah lautan manusia yang membanjiri pusat kota pagi itu.

Sekitar 2 minggu kemudian [perhaps], dia kembali, dan mencoba mengulangi apa yang pernah kami alami. Kali ini ia mengajakku menyaksikan kilatan cahaya yang terpantul dari sebuah danau buatan dekat rumahnya. Kami mengobrolkan banyak hal. Tentang kami, juga mimpi-mimpi yang sedang diusahakan untuk jadi nyata. Lelah berjalan mengitari danau kecil itu, aku dan dia duduk di tepian. Entah di detik ke berapa, kata yang bermakna kurang lebih seperti ini, “kamu mau jadi pacarku?”, terlontar daripadanya. Aku heran. Apa sih yang ia lihat dariku? Tidak ada yang istimewa dari gadis –yang terlihat- lugu ini. Aku belum yakin. Tapi waktu itu juga ia masih memburu jawaban “iya” dariku. Tak tahu disihir apa. Kata “iya” terlontar juga dari bibirku. Ia tersenyum manis…sekali.

Ya, sejak itu, ruang hatiku tak lagi kosong. Ada dia yang mengisi. Hingga detik ini.

Kamu tau siapa dia? Dia ga se-keren bintang macam Zac Efron, tapi dia bintang kejora-ku. Dia ga se-ganteng Pangeran William, tapi dia Pangeran Kodok-ku [maph ya…hhe…]. Dia ga se-pintar Einstein, tapi dia guru terbaikku. Dia ga se-bijak ayah, tapi dia pendengar yang cukup baik buatku. Dia ga se-manis gulali kesukaanku, tapi dia punya senyum yang lebih manis dari gulali manapun yang pernah aku buru. Dia ga selalu ada di sampingku, tapi dia selalu mencoba tuk membuatku tak merasa begitu.


(^_^)




nb: postingan gw yang ini tidak dimaksudkan untuk membuat seseorang ge-er.
cuma sekedar luapan isi hati yang tereja dalam rangkaian kata sederhana.

1 Komentar:

Blogger Rizky Bachrudin mengatakan...

ehm,ehm..........

^.^

25 April 2009 pukul 01.38  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda